Bahasa Banner

Return Home

Krisis Iklim

Krisis iklim merupakan bencana yang sedang terjadi di seluruh dunia dengan bentuk dan rupa yang berbeda-beda; mulai dari kekeringan, angin topan, banjir, cuaca yang tidak sesuai dengan musim, naiknya permukaan laut yang menenggelamkan daerah pesisir, gagal panen, hama, dan amat banyak lagi lainnya; yang disebabkan karena suhu bumi yang memanas, jauh di atas pemanasan normal yang telah terjadi sepanjang sejarah bumi. Para ilmuwan telah sepakat, bahwa aktivitas manusialah yang mendorong pemanasan yang amat cepat sejak awal revolusi industri di tahun 1950 telah membawa bumi ke ambang kenaikan suhu 1,5 derajat Celcius, yang menyebabkan banyak akibat serius yang sekarang disebut krisis iklim.  

Apa penyebab krisis iklim?   

Pemanasan bumi yang terjadi secara alamiah biasanya dialirkan bumi ke atmosfer, di mana panas ini kemudian diserap atau disalurkan ke luar angkasa. Tetapi, masa industrialisasi yang di satu sisi mendatangkan banyak kemudahan bagi manusia ternyata juga mempercepat pemanasan karena banyaknya emisi karbon (link ke halaman emisi karbon) yang dilepas ke atmosfer. Pelepas emisi karbon terbesar berasal dari penggundulan hutan dan lahan, penggunaan alat transportasi dengan bahan bakar fosil (bensin atau solar), penggunaan bahan bakar fosil untuk pabrik, kegiatan pertanian, peternakan, sampah dan hampir seluruh pemenuhan kebutuhan manusia moderen. Emisi karbon ini mengumpul di atmosfer membentuk semacam selimut yang menjebak panas, sehingga panas bumi tidak tersalurkan dan bumi menjadi semakin panas.  

Apa akibat krisis iklim?  

Akibat-akibat krisis iklim sudah berdampak di setiap negara, mempengaruhi lebih dari 20 juta orang dan membuat kerugian triliunan dolar.  

Beberapa contoh dari dampak adalah mencairnya es di kutub dengan amat cepat karena suhu yang memanas, menaikkan permukaan air laut, sehingga menenggelamkan pantai-pantai serta para penduduknya. Di Indonesia, ini dapat dilihat di Demak.  

Cuaca memanas juga membuat kebakaran hutan semakin sering terjadi. Di Australia dan California misalnya, kebakaran hutan semakin parah dan sering. Selain kebakaran, badai, banjir dan amat banyak lagi bencana karena cuaca ekstrem telah menimbulkan banyak kerugian ekonomi, jiwa, dan ekosistem. Ketidakteraturan cuaca dan musim (musim dingin yang panas dan musim panas yang relatif tidak panas) juga membuat gagal panen, yang bila terus menerus terjadi akan mengancam ketersediaan pangan bagi setiap manusia. Iklim yang semakin panas juga mengancam banyak sumber air minum dunia.  

Harian Kompas pada tanggal 5 Juni 2023 memaparkan bahwa kota Berau di Kalimantan Timur telah memanas 0,95 derajat Celcius di 18 tahun terakhir. Kenaikan suhu ini mengancam hidup banyak sekali makhluk hidup, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan yang tidak bisa beradaptasi, sehingga mengancam kepunahan dan ketidakseimbangan ekosistem yang pada akhirnya berdampak di manusia dalam bentuk penyakit, bencana, hilangnya sumber daya alam. Covid-19 adalah salah satu fenomena ancaman kesehatan global yang merupakan salah satu dampak dari deforestasi dan kenaikan suhu. Deforestasi dan kenaikan suhu mendorong perpindahan satwa serta persinggungan satwa yang dulunya tidak pernah bersinggungan, sehingga memunculkan perpindahan dan mutasi virus-virus yang tidak akan terjadi bila satwa-satwa tersebut tetap hidup di ekosistemnya.  

Bagaimana mengatasi krisis iklim?  

Secara global, kehidupan manusia sejak mulai lahir sampai meninggal dunia menggunakan berbagai hal yang dalam proses pembuatannya merusak alam serta mengeluarkan emisi karbon. Untuk mengatasi krisis iklim, setiap aspek kehidupan manusia harus berubah secara signifikan sehingga TIDAK lagi bergantung pada: 

  1. Sumber energi dari fosil (yang ditambang dengan menebang hutan primer)  
  2. Produk-produk yang dihasilkan hasil konversi lahan dari hutan. Produk-produk ini ada di sekitar kita dan kita pakai sehari-hari, mulai dari sabun, minyak goreng, margarin, kertas, semen (untuk membuat rumah) dan amat banyak lagi yang lain.  
  3. Plastik, terutama yang sekali pakai 
  4. Pakaian, terutama dari serat non alami yang mengandung plastik  
  5. Makanan, terutama daging, dan hasil pertanian non-organik  
  6. Hasil perikanan yang diambil dengan merusak terumbu karang  

Cara-cara hidup yang baru, sistem masyarakat yang baru, yang meskipun bersifat memudahkan, inovatif, dan kreatif, tetapi tidak menambah emisi karbon, membuat bumi semakin panas, dan tidak menimbulkan kesenjangan sosial yang lebih lebar – merupakan cara bagi kita dan anak cucu kita bertahan.  

Meskipun kelihatannya ini adalah hal-hal besar yang sulit, tapi pada kenyataannya, amat banyak penggerak perubahan dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia sedang bekerja menciptakan dunia baru ini; dunia di mana kita tidak lagi menggantungkan diri pada sistem-sistem yang merusak, yang merugikan, dan yang tidak adil. Ternyata, masalah yang kompleks ini mengundang kesempatan untuk amat banyak perubahan, yang bisa dilakukan oleh siapa saja, dan dimulai dari amat banyak hal yang dekat dengan kita.  

  1. Berikut ini adalah hal-hal kecil yang telah disepakati sebagai perilaku yang memperlambat perubahan iklim: 
  2. Mematikan lampu dan melepaskan colokan ketika alat listrik tidak sedang digunakan. 
  3. Menggunakan transportasi umum, berjalan kaki, atau bersepeda daripada menggunakan taksi, mobil pribadi, atau kendaraan bermotor pribadi 
  4. Mengurangi makanan daging, terutama daging sapi dan kambing yang sumber makanannya membutuhkan lahan yang luas 
  5. Hemat pemakaian sumber daya; mengurangi pembelian pakaian, konsumsi makanan, dan pembelian barang-barang, terutama yang tidak dapat terurai dan berasal dari produk yang membabat hutan  
  6. Adakah hal-hal lain yang kamu telah lakukan yang mereduksi emisi karbon?  

 Perubahan ini tidak cukup hanya bila dilakukan secara individu. Perubahan ini harus terjadi secara masif dan sistematis. Karena itu, setiap orang harus menjadi penggerak perubahan, kita harus semakin lantang bersuara meminta alternatif sistem dan cara hidup yang tidak membawa kita ke kehancuran ekosistem.  

Cari contoh-contoh yang telah dilakukan para penggerak perubahan dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia! 

Referensi: 

Return Home